Pewaris takhta Kerajaan Belanda

Singgasana Ridderzaal, adalah tempat di mana raja atau ratu melakukan pidato kerajaan pada saat Prinsjesdag.

Garis Suksesi Kerajaan Belanda ditentukan oleh peraturan yang berlaku sejak tahun 1983, di mana takhta harus memenuhi hak primogeniture yang mutlak. Dari 1814 hingga 1887, monarki hanya dapat digantikan oleh kerabat perempuan terdekat jika tidak ada calon pria yang memenuhi syarat. Aturan hak sulung anak laki-laki sesilsilah diadopsi pada tahun 1887. Aturan kedekatan darah juga dipertimbangkan sejak 1922, saat konstitusi diubah untuk membatasi garis suksesi tiga derajat kekerabatan[1] dari monarki yang sedang berkuasa.

Garis suksesi

Catatan

  • Anak kedua Putri Beatrix, Pangeran Friso dari Oranye-Nassau, dihilangkan dari garis suksesi pada tahun ketika ia menikah tanpa mengurus persetujuan parlemen, setelh Perdana Menteri dan Pangeran memutuskan bahwa persetujuan parlemen akan sulit didapat karena latar belakang calon istrinya, Mabel. Dua putrinya, Countess Luana dan Countess Zaria, juga tidak berada di garis suksesi.[4]
  • Pangeran Pieter-Christiaan dari Oranye-Nassau, van Vollenhoven, dan Pangeran Floris dari Oranye-Nassau, van Vollenhoven (putra-putra bungsu Putri Margriet), dihilangkan dari garis suksesi karena mereka berdua memutuskan untuk tidak meminta persetujuan parlemen dalam pernikahan mereka karena kesempatan mereka untuk bisa mewarisi takhta sangatlah kecil.[5]
  • Pangeran Maurits dari Oranye-Nassau, van Vollenhoven, dan Pangeran Bernhard dari Oranye-Nassau, van Vollenhoven (putra-putra sulung Putri Margriet), dan keturunan mereka tidak berhak atas kedudukan dalam garis suksesi dikarenakan mereka terlalu jauh hubungannya dengan monarki yang sedang berkuasa. Saat Willem-Alexander menjadi raja pada 30 April 2013, anak-anak bibinya kehilangan hak suksesi mereka dan akan bisa kembali masuk daftar saat Putri Margriet bisa mewarisi takhta.[6]
  • Putri Irene (adik Putri Beatrix), dihapus dari garis suksesi dikarenakan ia secara sukarela menanggalkan haknya sebagai pewaris tahta agar dapat menikah dengan Carlos Huge, Duke of Parma yang beragama Katolik Roma. Demikian pula Putri Cristina (adik bungsu Putri Beatrix), yang telah berpindah agama menjadi Katolik Roma sebelum menikah dengan Jorge Pérez y Guillermo.

Referensi

  1. ^ Derajat kekerabatan dihitung menurut hukum Romawi, atau saat setelah 1983 diberlakukan Hukum Kanonik: menghitung jumlah kelahiran antara dua orang melalui nenek moyang mereka.
  2. ^ "Putri Oranye". www.koninklijkhuis.nl. Pengadilan Kerajaan Belanda. Diakses tanggal 22 Desember 2013. Sejak penobatan Raja pada 30 April 2013, Putri Catharina-Amalia telah menyandang gelar Putri Oranye. Gelar ini hanya dapat dipegang oleh pewaris takhta. 
  3. ^ "Putri Alexia". www.koninklijkhuis.nl. Pengadilan Kerajaan Belanda. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Desember 2013. Diakses tanggal 22 Desember 2013. Putri Alexia berada di urutan kedua dalam suksesi takhta.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ "Wawancara dengan Friso dan Mabel". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-03. Diakses tanggal 2013-11-02. 
  5. ^ "Royal news february 2005". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-03. Diakses tanggal 2013-11-02. 
  6. ^ "Prince of Orange to become King Willem-Alexander, 28 January 2013". Dutch Royal House. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-30. Diakses tanggal 2013-11-02. 
  • l
  • b
  • s
Suksesi di berbagai negara
Monarki